Pahlawan Wanita Indonesia – Perlu kamu ketahui dalam rencana menyongsong Hari Pahlawan 10 November ini. Indonesia mempunyai banyak figur pahlawan yang berjasa untuk negara, baik pahlawan lelaki atau pahlawan wanita.

Mengingati Hari Pahlawan, pasti tak lengkap rasa-rasa-rasanya apabila tidak mengulas beberapa wanita yang berjasa untuk kemerdekaan dan perubahan Indonesia. Kenyataannya, peranan wanita besar sekali untuk negara Indonesia.

Pahlawan wanita Indonesia menyumbang gagasan, ide, bahkan juga nyawa mereka untuk kemerdekaan, emansipasi wanita, sampai pembangunan bangsa. Tidaklah aneh, beberapa nama ini selanjutnya dikasih gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintahan.

10 Pahlawan Wanita Indonesia

1. R.A Kartini

Raden Ajeng Kartini atau R.A Kartini adalah pahlawan wanita Indonesia kelahiran 21 April 1879 di Jepara. Dia figur yang benar-benar berjasa dalam berusaha untuk kebangunan wanita yang berada di Indonesia. R.A Kartini waktu itu mengkritik bagaimana budaya Jawa yang menghalangi perubahan wanita pada masa tersebut.

Lewat surat yang banyak dia tulis dia memberi ide berkenaan perjuangan wanita. Hingga semua wanita di Indonesia bisa mendapat ruangan lebih bermakna dari sebelumnya. Berkatnya, wanita sekarang ini dapat mendapatkan kesetaraan sampai hak yang sama dengan khususnya dalam pendidikan.

2. Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien ialah pahlawan wanita Indonesia kelahiran 29 Juni 1878 yang dari Aceh. Ia berusaha menantang Belanda pada masa Perang Aceh. Cut Nyak Dien figur pahlawan wanita yang paling ditakutkan oleh Belanda. Dia sukses serang dan mendesak Belanda di Banda Aceh (Kutaraja) dan Meulaboh. Figurnya dikenali sebagai wanita kuat dan tidak berserah saat menantang Belanda walaupun suaminya Teuku Umar ketangkap. Dia terus berusaha bersama pasukannya sampai 1901.

3. Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu adalah pahlawan wanita Indonesia kelahiran 4 Januari 1800 di Nusa Laut, Maluku. Dia ialah figur pahlawan wanita usia muda dari anak Kapitan Paulus Tiahahu yang menolong Kapitan Pattimura menantang Belanda pada 1917. Martha yang baru berumur 17 tahun sudah tahu gagasan ayahnya menantang Belanda.

Dia benar-benar ingin turut berperang dengan ayahnya walaupun si ayah larang dianya untuk turut. Pada akhirnya, Martha masih tetap turut berperanan dalam perlawanan terbesar Maluku pada Belanda dan terturut dalam pertarungan di daerah Ulat dan Ouw, Saparua.

4. Dewi Sartika

Dewi Sartika ialah figur pahlawan wanita Indonesia kelahiran 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat. Figurnya dikenali sebagai wanita yang perduli dengan pendidikan khususnya pada golongan wanita. Dewi Sartika sebelumnya pernah membuat sekolah namanya Sekolah Istri di Pendopo pada 16 Januari 1904.

Selanjutnya sekolah ini ganti nama jadi Sekolah Kaoetamaan Istri di tahun 1910 dan beralih menjadi Sekolah Raden Dewi pada September 1929. Figurnya benar-benar berjasa saat perjuangkan pendidikan dan dianugerahkan gelar Orde van Oranje-Nassau. Dewi Sartika wafat pada 11 September 1947 dan dianggap sebagai Pahlawan Nasional pada 1 Desember 1966.

5. Cut Meutia

Cut Meutia ialah figur pahlawan wanita Indonesia dan pejuang yang kuat. Dia terlahir di Keureutoe, Pirak Timu, Aceh Utara pada 15 Februari 1870 dan figur wanita yang ikut berperang. Dia lakukan perlawanan pada Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad. Bahkan juga, dia terus berusaha dan lakukan perlawanan dengan beberapa sisa pasukannya sampai luruh pada 24 Oktober 1910.

6. Rasuna Said

Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir di 14 September 1910 di Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dia asal dari keluarga bangsawan Minangkabau di mana ayahnya yang namanya Muhamad Said adalah seorang saudagar Minangkabau juga sekaligus seorang aktivis. Dia terus-menerus perjuangkan supaya kaum hawa di Indonesia memiliki posisi sama dengan pria. Beliau sebelumnya pernah bergabung dengan organisasi wanita namanya Sarekat Masyarakat.

7. Laksamana Malahayati

Laksamana Malahayati atau Keumalahayati adalah seorang pejuang dan pahlawan kelahiran 1599 yang dari Kesultanan Aceh. Ayahnya ialah Laksamana Mahmud Sah dan tetap berkerabat dengan Sultan Aceh. Malahayati semangat dalam kelautan meng ikuti tapak jejak ayah dan kakeknya. Dia pimpin sekitar 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang sudah syahid).

Pahlawan wanita Indonesia ini berperang menantang kapal dan benteng Belanda dan membunuh Cornelis de Houtman. Kejadian yang terjadi pada 11 September 1599 itu memberikan keberanian Malahayati dan dia mendapatkan gelar Laksamana. Tetapi dia luruh pada 1615 saat membuat perlindungan Teluk Krueng Raya dari gempuran Portugis yang dipegang oleh Alfonso De Castro.

8. Fatmawati

Istri ke-3 Presiden Soekarno ini memiliki peranan penting pada kemerdekaan Indonesia. Fatmawati ialah yang menjahit Bendera Merah Putih. Walau sebenarnya, di saat itu beliau tengah hamil tua. Tetapi hal itu tidak menurunkan semangatnya untuk menuntaskan jahitan Bendera Merah Putih.

9. Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan

Siti Walidah dikenali sebagai Nyai Ahmad Dahlan. Pahlawan wanita Indonesia ini memiliki kemauan untuk memberantas ketidaktahuan dan diskriminasi bersama suaminya. Mereka berdua di inspirasi dari Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 93. Dia selanjutnya membangun sebuah organisasi namanya Aisyiyah bersama suaminya.

10. Maria Walanda Maramis

Maria terlahir di Kema, sebuah dusun kecil yang saat ini ada di kabupaten Minahasa Utara, Kecamatan Kema (hasil pemekaran Kecamatan Kauditan) provinsi Sulawesi Utara. Sesudah dipinang dengan seorang guru yang mengajarkan bahasa Belanda dan pelajari bahasa itu, dia selanjutnya memiliki gagasan untuk mengganti pola berpikir masyarakat di wilayahnya.

Sejumlah ketentuan tradisi Minahasa menurut dia mempersempit ruangan gerak wanita untuk semakin maju. Dia selanjutnya membangun organisasi wanita bernama Pertalian cinta Ibu ke Anak Temurunnya, atau PIKAT.