Contoh Penulisan Kata – Untuk membikin kalimat yang bagus, pemilihan kata dan bahasa benar-benar berperanan penting. Bisa dipikirkan bila saat memilih kata telah salah, kalimat yang dibuat juga pasti tidak baik.
Di Indonesia, ketentuan berkenaan pemakaian kata telah ditata dalam Ejaan Yang Ditingkatkan (EYD) pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Beragam jenis cara penulisan kata, sampai kata baku dan tidak baku disebut pada KBBI sebagai rekomendasi penulisan. Untuk tuliskan kata yang benar sama sesuai EYD KBBI, artikel ini kali akan mengulasnya
Contoh Penulisan Kata Berdasarkan EYD KBBI
Contoh Penulisan Kata Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia ditata beragam jenis pemakaian kata, dimulai dari kata baku untuk pembicaraan resmi, sampai kata tidak baku untuk pembicaraan setiap hari.
Ada juga keterangan berkenaan makna kata dengan bahasa Indonesia, turunan kata, frasa, dan informasi yang lain. KBBI bisa dijangkau dengan online atau lewat aplikasi hingga lebih ringkas.
1. Penulisan Kata Dasar
Berdasarkan PUEBI, kata awal dicatat sebagai satu serangkaian atau kesatuan.
Contoh:
1. Ruangan kelas sesak penuh.
2. Ayah pergi ke kantor.
3. Kamus itu benar-benar berat.
2. Penulisan Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan ialah kata yang mendapatkan awalan, selipan, akhiran, atau awalan dan akhiran. Penulisan sisipan dilaksanakan serangkai dengan bentuk dasarnya.
Jika ada sisipan yang didapat dari unsur asing (-isme, -man, -wan, atau -wi), penulisannya serangkai dengan bentuk dasar.
Contoh:
1. Berlari
2. Berkaitan
3. Membenahi
4. Gemetaran
5. Kemauan
Bentuk kata berimbuhan terlilit dicatat serangkai dalam kata yang meng ikutinya.
Contoh:
1. Adibusana
2. Antarkota
3. Antibiotik
4. Biokimia
5. Demoralisasi
Jika ada bentuk terlilit yang di ikuti kata dengan huruf awal kapital atau kependekan yang berbentuk huruf kapital, dirangkaikan pertanda hubung (-).
Contoh:
1. Anti-PKI
2. Non-Amerika
3. Non-ASEAN
4. Pan-Afrikanisme
5. Pro-Barat
Jika ada bentuk maha yang di ikuti kata turunan (merujuk pada nama atau karakter Tuhan) karena itu dicatat terpisahkan dengan huruf awal kapital.
Contoh:
1. Kita panjatkan puji sukur ke Tuhan Yang Maha Penyayang.
Jika bentuk maha di ikuti kata awal (merujuk ke nama atau karakter Tuhan, terkecuali kata esa), karena itu dicatat serangkai.
Contoh:
1. Syukurlah ke Tuhan Yang Mahakuasa.
2. Tuhan Yang Maha Esa sudah memberi banyak nikmat.
3. Penulisan Bentuk Kembali
Ketentuan penulisan kata ulang dicatat memakai pertanda hubung (-) antara unsur-unsurnya.
Contoh:
1. kupu-kupu
2. beberapa anak
3. lauk-pauk
4. berlari-lari
5. mondar-mandir
Jika ada bentuk kembali kombinasi kata, penulisannya dilaksanakan mengulangi unsur pertama.
Contoh:
1. Kisah classic: cerita-kisah classic
2. Bangku tua: beberapa kursi tua
3. Bis malam cepat: bus-bus malam cepat
Pada kasus bentuk kembali yang memiliki huruf kapital, sama dalam nama lembaga, document, atau judul buku, bentuk kembali prima dikasih huruf kapital pada huruf pertama setiap unsurnya.
Bentuk kembali lain dikasih huruf kapital cuma dikasih pada huruf pertama unsur pertama kalinya.
Contoh:
1. Pembicara merepresentasikan hasil riset tentang “Aplikasi Asas-Asas Hukum Pidana”.
2. Seminar bertopik “Terus-terusan Ramah-tamah” diselenggarakan pada tingkat RT.
4. Penulisan Kombinasi Kata
Unsur kombinasi kata yang wajar disebutkan kata majemuk. Kata itu termasuk istilah khusus dan dicatat terpisahkan.
Contoh:
1. simpang lima
2. cendera mata
3. dubes
4. mode linear
5. kambing hitam
Jika ada kombinasi kata yang bisa memunculkan salah paham, kata itu dicatat memberi pertanda hubung (-)
Contoh :
1. anak-istri kolonel (istri dan anak dari kolonel)
2. anak istri-kolonel (anak dari istri kolonel)
3. ibu-ayah mereka (ibu dan ayah mereka)
4. ibu ayah-mereka (ibu dari ayah mereka)
Jika ada kombinasi kata yang penulisannya terpisahkan,karena itu penulisannya masih tetap terpisahkan bila mendapatkan awalan atau akhiran.
Contoh:
1. bertepuk tangan
2. garis bawahi Jika ada kombinasi kata yang mendapatkan awalan dan akhiran sekalian, penulisannya serangkai.
Contoh:
1. Diberitahu
2. Menggarisbawahi
Kombinasi kata yang telah solid dicatat serangkai.
Contoh:
1. Kadang-kadang
2. Apalagi
3. Bagaimana
5. Penulisan Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata sama sesuai PUEBI yang diaplikasikan pada kata awal dilaksanakan cara ini. Jika di tengah-tengah kata ada huruf vocal berurut, pemenggalan dilaksanakan antara ke-2 huruf vocal itu.
Contoh:
1. bu-ah
2. ni-at
3. sa-at
Kelompok huruf diftong (berisi unsur: ai, au, ei, dan oi) penulisannya tidak dipotong.
Contoh:
1. Lan-dai
2. Au-ra
Jika di tengah-tengah kata awal ada huruf konsonan (termasuk kombinasi huruf konsonan) antara dua huruf vocal, pemenggalan dilaksanakan saat sebelum huruf konsonan.
Contoh:
1. Ba-nyak
2. La-ri
Pemenggalan dilaksanakan antara ke-2 huruf konsonan bila di tengah-tengah kata awal ada dua huruf konsonan yang tempatnya berurut.
Contoh:
1. Ap-ril
2. makh-luk
3. sang-gup
Pemenggalan dilaksanakan antara huruf konsonan pertama dan ke-2 . Cara ini dilaksanakan bila di tengah-tengah kata awal terdapat tiga huruf konsonan ataupun lebih (setiap menyimbolkan satu bunyi).
Contoh:
1. Eks-tra
2. In-fra
3. Ben-trok
Tidak dilaksanakan pemenggalan kata pada kombinasi huruf konsonan yang menyimbolkan satu bunyi.
Contoh:
1. Ba-nyak
2. Ikh-las
3. Kong-res